Gus Muhaimin Tawarkan Dua Solusi Atasi Perubahan Iklim

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin)
Matahationline.com – Saat ini di seluruh penjuru dunia merasakan dampak perubahan iklim. Bahkan muncul bukti sains dan kualitatif yang tak terbantahkan bahwa bumi semakin panas, alhasil muncul cuaca ekstrem, permukaan air laut naik, dan banjir dalam skala yang terbilang ekstrem.
Demikian dikatakan Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar. Menurut pria yang akrab disapa Gus Muhaimin ini, perubahan iklim adalah ancaman katastropik atau mematikan. Hal itu menjadi problematika bagi kita semua umat manusia untuk mencari solusinya.
“Perubahan iklim adalah ancaman katastropik (mematikan) bagi keberlanjutan dan kemakmuran semua negara dan semua penduduk dunia,” tutur Gus Muhaimin saat menghadiri Talkshow bersama Pelaku Usaha di Paviliun Indonesia COP26 UNFCCC Glasgow, Senin, (8/11).
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, Indonesia memiliki kedudukan khusus dan dapat memainkan peran penting dalam mendinginkan suhu bumi. Dia menyebut Indonesia sebagai paru-paru dunia, karena hutan alam dan mangrove akan dan telah menyerap karbon dalam skala raksasa.
Meski demikian, Gus Muhaimin mengakui bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kerentanan ekstrem akibat perubahan iklim, naiknya permukaan laut, curah hujan ekstrem dan kegagalan panen. Karena itu, Gus Muhaimin menyatakan perlu solusi-solusi perubahan iklim yang urgen dan mendesak untuk kepentingan Indonesia dan kebutuhan dunia.
“Kita perlu menggunakan pendekatan a whole government dan a whole society untuk mencapai target peak emission nasional dan carbon net sink FOLU (Forestry and Other Land Use) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat,” tegas Gus Muhaimin.
Gus Muhaimin mengutarakan, ada dua solusi mengatasi perubahan iklim. Pertama, perubahan kebijakan, dan kedua adalah perubahan perilaku. Dua solusi ini disebutnya harus dilaksanakan berbarengan. Perubahan di sisi negara menurut Gus Muhaimin tidak cukup tanpa diimbangi perubahan perilaku masyarakatnya.
“Jadi perubahannya itu dari sisi supply dan sisi demand sekaligus. Dengan cara ini, pada tahun 2030, kita akan menambah sumber energi kita yang bersumber dari matahari, angin dan sumber-sumber energi renewable lainnya. Pada tahun 2030, kita akan berhasil menghentikan dan mengurangi deforestasi. Dan dengan cara itu pula, pada tahun 2060 atau lebih cepat, kita sudah dapat meraih target Net Zero kita,” tutur Gus Muhaimin. [*]