PKB Jember Minta Anggaran Khusus untuk Atasi Stunting
matahationline.com – Ketua DPC PKB Jember Ayub Junaidi meminta adanya anggaran khusus untuk mengatasi permasalahan stunting yang terjadi di wilayah Jember. Permintaan tersebut tidak lepas dari tingginya kasus stunting di Jember sepanjang tahun 2020. Sebab itu, ia perintahkan anggota fraksinya di parlemen untuk memasukkan anggaran tersebut saat pembahasan APBD bersama bupati.
“Sebentar lagi pembahasan APBD. Saya minta fraksi agar betul-betul memelototi, ada tidak program pengentasan masalah itu. Seharusnya bupati dalam satu tahun awal menjabat menyelesaikan tiga masalah itu. Itu masalah penting,” katanya dilansir beritajatim.com, Rabu (10/3/2021).
Ayub mengingatkan, akan terjadi ‘hilang generasi’ di Jember jika masalah itu tak segera diatasi. “Bagaimana generasi kita yang akan datang kalau generasi stunting? Kita akan kehilangan satu generasi. Padahal Indonesia hari ini mendapatkan bonus demografi yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya,” katanya.
“Apalagi kami punya Ketua Komisi D (Hafidi). Harus pelototi betul. Kalau dalam KUA-PPAS program-program itu tidak masuk, ya harus kita masukkan. Kami tunggu bupati, karena kami tidak tahu program-programnya. Tidak bisa mereka-reka. DPC PKB akan bentuk tim pendampingan fraksi. Begitu mendapatkan KUA-PPAS, tim itu akan memelototi dan disampaikan ke fraksi,” kata Ayub.
Kabupaten Jember menduduki peringkat pertama untuk jumlah kematian ibu dan bayi di Jawa Timur pada tahun 2020. Ada 61 kasus kematian ibu saat melahirkan dan 324 kasus kematian bayi di Jember. Sementara itu, prevalensi stunting atau gizi buruk di Kabupaten Jember pada 2019 adalah 37,94. Jember berada di peringkat ketiga prevalensi stunting tertinggi di Jawa Timur. Peringkat pertama adalah Kabupaten Probolinggo dengan prevalensi 54,75 dan Kabupaten Trenggalek dengan prevalensi 39,88.