Pemutakhiran Data SDGs, Gus Halim Optimis Persoalan Kemiskinan Ekstrim Teratasi Pada 2024

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar
Matahationline.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) optimis persoalan kemiskinan ekstrim yang terjadi di desa bisa teratasi pada tahun 2024.
Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melakukan pemutakhiran data SDGs Desa.
“Pemutakhiran data SDGs Desa yang sudah di lakukan itu mencakup juga daya penghasilan. Sehingga sudah bisa kita temukan data warga miskin ekstrem by name by address,” ujar Menteri Desa PDTT Gus Halim saat konferensi pers, Rabu (6/10/21).
Berdasarkan data SDGs, Kemendes PDTT membagi warga miskin ekstrim menjadi dua klasifikasi. Pertama berkaitan dengan masyarakat yang sudah tidak mampu di lakukan pemberdayaan seperti masyarakat lanjut usia yang hidup sendiri.
Kedua adalah warga miskin ekstrim yang masih memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan diri dalam bertahan hidup. Sehingga bisa dilakukan pemberdayaan.
Gus Halim menjelaskan, untuk klasifikasi pertama Pemerintah harus hadir dalam memberikan bantuan langsung berupa makanan, renovasi tempat tinggal, subsidi listrik, subsidi kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Sementara untuk klasifikasi kedua, perlu mendapat bantuan dalam akses penambahan pendapatan. Nantinya dapat berupa pemberian pekerjaan di Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) hingga menjadi prioritas dalam program pemberdayaan. Seperti program padat karya dan pelatihan UMKM.
“Anggarannya sudah banyak, program ini sudah jalan, tinggal bagaimana program di rasakan oleh mereka yang berhak,” terang pria kelahiran Jombang ini.
Oleh karena itu, Gus Halim melanjutkan, data yang telah di miliki tersebut dapat menjadi acuan dalam menjalakan program. Pemerintah pun telah membuat target pengentasan kemiskinan ekstrem di desa hingga tahun 2024.
Pada tahun 2021 hingga 2022, pemerintah menargetkan menyelesaikan permasalahan masyarakat miskin ekstrem di 8.264 desa. Hal itu di lakukan di NTT, Papua, Papua Barat, Maluku, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Sementara pada tahun 2022, terdapat target penyelesaian kemiskinan di 29.632 desa. Program tersebut berlanjut pada tahun 2023 dengan target pengentasan kemiskinan pada 37.523 desa.
“Harapannya di tahun 2024 ini tinggal menyelesaikan residu-residu yang belum tertangani dengan bagus di fase-fase sebelumnya,” jelas Gus Halim.
Diharapkan tahun 2024 pemerintah dapat mengentaskan seluruh kemiskinan ekstrem di desa. Meski begitu, monitoring juga akan di lakukan bila masih terdapat masyarakat miskin ekstrem di desa. [*]