Kerjasama Semua Pihak Jadi Kunci Sukses Nol Persen Kemiskinan Ekstrem
Matahationline.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes) PDTT Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) mengatakan salah satu faktor untuk mensukseskan target nol persen kemiskinan ekstrim adalah kerjasama semua pihak. Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan konsolidasi dengan antar Kementerian, Pemerintah daerah maupun pihak swasta.
“Kami terus meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk bekerjasama mengejar target Presiden Joko Widodo yaitu nol persen kemiskinan ekstrem di tahun 2024,” kata Gus Halim di sela Rapat Koordinasi (Rakor) Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/10/21).
Gus Halim menyebutkan, khusus wilayah Jawa Tengah di tahun 2021 ini pengentasan kemiskinan ekstrem difokuskan pada daerah Banyumas, Brebes, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen. Ia optimis di lima daerah tersebut bisa tuntas di tahun 2021.
“Saya telah mengunjungi kelima wilayah tersebut. Saat ini berbagai program pengentasan kemiskinan bakal segera diluncurkan sesuai ‘profiling’ warga yang membutuhkan berdasarkan data SDGs Desa yang kami miliki”, tutur Gus Halim.
Menurut Doktor Honoris Causa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini, adanya data SDGs desa ini berperan penting untuk mengklasifikasikan dan memastikan pengentasan kemisikan ekstrem tepat sasaran. Sesuai dengan profiling warga yang benar-benar membutuhkan.
Hingga 6 Oktober 2021, sebanyak 44.520 desa atau setara 59 persen yang telah menuntaskan proses pendataan berbasis SDGs Desa.
Rukun tetangga yang telah terdata sebanyak 485.280, dengan 30.901.327 kepala keluarga, 92.172.656 jiwa atau 76 persen dari total warga desa.
“Data dikumpulkan oleh 1.575.944 relawan pendataan desa dengan penggunaan dana desa untuk pemutakhiran data SDGs Desa Rp 1.572.553.390.689 atau setara Rp 23 juta per desa,” ujarnya.
Gus Halim berharap agar para kepala daerah segera menuntaskan proses pengumpulan data SDGs Desa di wilayah masing-masing. Sebab, langkah cepat tersebut cukup fundamental untuk menuntaskan kemiskinan ekstrim di 2024.
“Kami meyakini jika pemuktakhiran data desa berbasia SDGs Desa bisa jadi pijakan dasar untuk penentuan konsolidasi program dalam rangka penuntasan kemiskinan ekstrem termasuk di seluruh Indonesia,” katanya.