Hadapi Masa Sulit Pandemi, Gus Muhaimin Ingatkan Sosok Gus Dur dan Politik Kesejahteraan Inklusif
Matahationline.com – Dalam menghadapi masa sulit saat pandemi seperti sekarang ini, Ketua DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengingatkan kembali semangat perjuangan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) agar bisa menjadi inspirasi bersama untuk keluar dari masalah yang berkepanjangan ini.
“Semoga semangat perjuangan Gus Dur menjadi inspirasi pemerintah, masyarakat dan kita semua, agar Indonesia bisa mengatasi masa-masa sulit pandemi saat ini,” kata Gus Muhaimin saat acara peringatan Haul Gus Dur ke 12 secara virtual.
Dalam kesempatan pembacaan manaqib atau cerita riwayat hidup dari Gus Dur yang merupakan rangkaian dari Haul Gus Dur Ke-12 Gus Muhaimin mengatakan Gus Dur telah memberikan gagasan atau model dimana keterlibatan semua kalangan bisa menyelesaikan semua permasalahan. Ini yang disebut dengan politik kesejahteraan yang inklusif oleh pria kelahiran Jombang tersebut.
“Kalau kita bisa menggalang semua kekuatan, dapat mengatasi pandemi, menyukseskan pembangunan untuk menjadi Indonesia maju, adil dan sejahtera,” kata Gus Muhaimin.
Sosok Gus Dur selalu menanamkan sikap rasa percaya diri dengan modal kekayaan khazanah hingga kultural, yang dimiliki bangsa Indonesia. Dia meyakini, di tengah krisis dan pandemi saat ini, pemerintah tidak akan mampu berjalan sendiri, tanpa melibatkan dan bekerja bersama-sama kekuatan masyarakat untuk terlibat dan menjadi bagian memberikan solusi kepada masyarakat.
Ia mencontohkan, program vaksinasi baru akan berakhir apabila semua kekuatan terlibat untuk menyukseskan itu. Tetapi kata dia, jika hanya mengandalkan pemerintah pastinya akan lambat dan mengalami berbagai kendala.
“Bayangkan beberapa bulan lalu, kita berdebat vaksin soal halal atau haram. Itu disebabkan karena rendahnya partisipasi keterlibatan masyarakat,” ujar Muhaimin.
Diketahui sejumlah tokoh ikut serta membacakan manaqib Gus Dur diantaranya Menteri Koordinasi bidan Politik dan Hukum Moh. Mahfud MD, Sekjen aliansi masyarakat adat nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi, Budayawan Sujiwo Tejo dan Akademisi Nadirsyah Hosen.