Surabaya Kian Macet, Ais Sarankan Masyarakat Beralih ke Transportasi Umum

Anggota DPRD Kota Surabaya Ais Shafiyah Asfar.
Matahationline.com – Anggota DPRD Kota Surabaya Ais Shafiyah Asfar menyoroti kemacetan di Kota Surabaya yang kian hari semakin parah. Wilayah dengan nama lain Kota Pahlawan ini bahkan berada di urutan ke 4 kota dengan lalu lintas terpadat di Indonesia.
Politisi muda PKB ini menyarankan agar masyarakat beralih menggunakan transportasi umum demi mengurai kemacetan.
“Informasi ini harus diberitahukan secara luas kepada seluruh masyarakat Surabaya, agar masyarakat sadar bahwa kemacetan di Surabaya semakin parah. Dengan itu, masyarakat akan terdorong untuk beralih ke Transportasi Umum,” ujarnya di Kantor DPRD Surabaya, Kamis (20/2/2025).
Menurutnya, kebiasaan masyarakat yang masih car-oriented menjadi salah satu faktor utama kemacetan. Oleh karena itu, solusi efektif adalah dengan mendorong peralihan ke transportasi umum yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Kesadaran ini penting, karena mayoritas masyarakat Surabaya masih car-oriented. Sehingga, problem ini hanya akan terurai jika sebagian masyarakat beralih ke Transportasi Umum,” tambahnya.
Perlu diketahu, berdasarkan hasil penilaian TomTom Traffic Index, Surabaya dinobatkan sebagai kota termacet ke-4 di Indonesia, bahkan melampaui Jakarta yang berada di posisi ke-5. Informasi ini menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak, termasuk anggota DPRD Kota Surabaya dari F-PKB ini.
Lebih lanjut, Ais juga menyoroti peran pemerintah dalam meningkatkan kualitas fasilitas transportasi publik. “Pemerintah Kota Surabaya perlu secara bertahap merevitalisasi fasilitas penunjang Transportasi Umum bagi masyarakat. Misal pada Trotoar, halte, stasiun dan hal penunjang lainnya yang perlu dibuat nyaman kepada pengguna Transportasi Umum,” paparnya.
Sebagai langkah jangka panjang, Ketua Harian DPP PKB ini juga mendorong perencanaan yang matang untuk masa depan transportasi di Surabaya. Menurutnya, pemerintah harus segera merancang Road Map Future untuk moda transportasi di kota ini agar dapat mengatasi kemacetan dalam 10 hingga 20 tahun ke depan.
“Seiring dengan itu, Pemerintah perlu membuat Road Map Future untuk Moda Transportasi di Kota Surabaya 10 bahkan 20 tahun ke depan. Sebagai contoh Jakarta yang kini sudah menikmati MRT, yang mana mampu menempuh jarak 10 km dengan waktu 20 menit, hal ini dirancang 10 tahun sebelum pembangunan proyek ini dibuat. Oleh karena itu, perlu sedini mungkin Pemerintah Kota Surabaya merancang ini, sebagai jalan keluar dari kemacetan Kota Surabaya,” tegasnya.
Ia pun menyampaikan beberapa langkah konkret yang harus dilakukan, yakni berkoordinasi dengan Dishub dan Satpol PP untuk pengamanan di jam-jam rawan macet, berkoordinasi dengan Dishub dan Dinas PU untuk memperbaiki fasilitas transportasi umum, serta melakukan sosialisasi untuk membangun kebiasaan masyarakat menggunakan transportasi publik.
“Mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya naik Transum. Di sisi lain murah dan terjangkau, hal ini perlu menjadikan bahwa naik Transum adalah habit yang kemudian bisa menjadi budaya warga Kota Surabaya. Sehingga di generasi yang akan datang, kemacetan tidak menjadi masalah lagi karena Naik Transum sudah menjadi bagian dari budaya warga Kota Surabaya,” ungkapnya.