Soroti Mafia Pupuk di Probolinggo, PKB: Siap Bertarung Melawan Mereka!

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Multazamudz Dzikri, atau yang akrab disapa Mas Azam, menggelar Reses I Tahun 2025 di Hotel Bermi, Desa Bermi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo.
Matahationline.com – Anggota DPRD Jawa Timur, Multazamudz Dzikri, menyoroti permasalahan klasik yang terus menghantui petani, yakni kelangkaan pupuk dan dominasi mafia pupuk dalam distribusi. Masalah ini bukan hal baru, tetapi hingga kini masih menjadi beban berat bagi para petani kecil.
Dalam sesi diskusi, para petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi dengan harga wajar. Mas Azam, sapaan akrabnya ini pun menegaskan bahwa partainya, PKB, saat ini sedang bertarung melawan mafia pupuk yang selama ini memanfaatkan sistem distribusi untuk keuntungan pribadi.
“Saat ini, PKB sedang bertarung melawan mafia pupuk. Kebetulan, Ketua Panja Pupuk di Kabupaten Probolinggo dari Fraksi PKB, yaitu Sahabat Muchlis, sedang gencar turun ke lapangan, melakukan sidak ke kios dan distributor, agar petani bisa mendapatkan pupuk dengan harga wajar,” ujar Mas Azam dalam agenda reses I Tahun 2025 di Hotel Bermi, Desa Bermi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Selasa (25/2/2025).
“Saya di provinsi juga sangat mendukung dan akan terus mengawal isu ini. Apalagi sekarang, Ketua DPC PKB Kabupaten Probolinggo juga menjadi Wakil Bupati, tentu akan lebih mudah untuk melakukan perubahan,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa permasalahan seperti ini juga terjadi di berbagai daerah lain. Menurutnya, banyak petani terjebak dalam sistem yang menguntungkan tengkulak, sehingga harga panen tidak bisa dikendalikan oleh petani sendiri.
“Ini masalah klasik yang selalu saya temui di akar rumput. Banyak petani terpaksa mengambil modal dari tengkulak, sehingga saat panen mereka harus menjual hasilnya ke tengkulak dengan harga yang ditentukan sepihak,” katanya.
Ia menegaskan untuk memiliki pusat distribusi yang memastikan hasil panen petani dapat terserap dengan harga yang layak. “Kita juga akan mengkaji apakah restoran, rumah makan, dan pasar lokal menggunakan produk pertanian dari Probolinggo atau justru dari luar daerah. Ini yang harus kita upayakan dulu,” tegasnya.
Sebelumnya, diketahui bahwa terdapat keluhan utama yang disampaikan dalam reses ini yakni Mantan Ketua PAC Ansor Kecamatan Krucil, Suri. Ia menyoroti permasalahan petani di Krucil yang kesulitan menjual hasil panen dengan harga yang layak.
“Mayoritas masyarakat Krucil adalah peternak dan petani. Hingga saat ini, hasil bumi kami masih berputar di daerah sendiri, sehingga petani tidak mendapatkan keuntungan yang layak. Contohnya, saat ini musim panen tomat dan sayuran, tapi harganya murah,” ternagnya.
Ia berharap masalah yang dihadapi petani bukan sekadar isu teknis, melainkan persoalan politik dan ekonomi yang kompleks. Menurutnya, para pemangku kebijakan harus benar-benar mewujudkan janji mereka dalam memberantas mafia pupuk, bukan hanya sekadar kampanye tanpa realisasi.
“Kami berharap ada perlindungan bagi petani agar kesejahteraan mereka terjamin dan tidak lagi takut mengalami kerugian,” ungkapnya.